TOPIK : (6) Prinsip Hubungan Sekolah & Kehidupan dan Top
10 Kriteria
Guru yang Baik
JUDUL : Mengajari
Anak Memasak Pisang Tabur Keju dan Susu Cokelat
Kelompok 6
BAB
1
PERENCANAAN
1.1
PENDAHULUAN
Mengajar
itu memang penting, begitu pula pengajar. Sebuah proses pembelajaran yang baik
membutuhkan pengajar yang baik pula. Namun
yang juga penting adalah apakah siswa mau dan mampu belajar. Biasanya, seorang
anak mau belajar jika ia merasa apa yang dipelajarinya penting, bermanfaat, dan
menguntungkan baginya. Untuk itu, diperlukan pembelajaran yang bersifat
demikian, salah satunya adalah pembelajaran yang berhubungan antara sekolah dan
kehidupan.
1.2
LANDASAN
TEORI
1.2.1
Prinsip
Hubungan Sekolah dan Kehidupan
Dalam
kerangka analisis, proses paedagogis menjadi penting untuk mempertimbangkan
beberapa prinsip yang memandu proses paedagogis tersebut. Menurut Fatima Addine
(2001; dalam Danim, 2010), prinsip paedagogis adalah tesis dasar teori yang
menjadi standar dan prosedur tindakan untuk menentukan dasar paedagogis yang
paling penting dalam proses pendidikan kepribadian. Addine mengemukakan enam
prinsip yang mendasari proses paedagogis.
Namun,
kelompok kami memusatkan proses pengajaran hanya pada satu prinsip, yaitu
prinsip hubungan sekolah dan kehidupan. Prinsip ini didasarkan pada dua aspek
penting, yaitu kaitan antara kehidupan dan pekerjaan sebagai kegiatan yang
mendidik manusia. Dengan demikian, setiap konten yang pembelajar ambil di
sekolah harus berguna dalam kehidupan sehari-hari, kini, dan kelak.
1.2.2
Top
10 Kriteria Guru yang Baik
·
Confidence
·
Patience
·
True
compassion for students
·
Understanding
· The
Ability to look at life in a different way and to explain a topic in a
different way
·
Dedication
to excellence
·
Unwavering
support
·
Willingness
to help student achieve
·
Pride
in student’s accomplishments
·
Passion
for life
1.3
ALAT & BAHAN
- Kamera - Notebook
- Pisang - Keju - Susu cokelat - Mentega
- Pisau -
Parutan - Wajan - Sudip
1.4
PESERTA
DIDIK DAN LOKASI PENGAJARAN
Peserta
Didik : 2
orang adik Raffles dan 3 orang temannya
Lokasi : Rumah
Raffles
1.5
JADWAL
PELAKSANAAN PENGAJARAN
No.
|
URAIAN
|
MARET
|
APRIL
|
MEI
|
|||||||||
1
|
Diskusi
Pemilihan Topik
|
||||||||||||
2
|
Diskusi Pemilihan Judul dan Teori
|
||||||||||||
3
|
Pengajaran
|
||||||||||||
4
|
Pengolahan Data
dan Observasi
|
||||||||||||
5
|
Posting Blog
|
BAB 2
PELAKSANAAN
2.1 SISTEMATIS PELAKSANAAN PENELITIAN
18 Maret 2013 :
Diskusi Pemilihan Topik
18
Maret 2013 : Diskusi Pemilihan Judul dan Teori
4
April 2013 : Pengajaran
12
Apil 2013 : Pengolahan Data dan Observasi
4 Mei 2013
: Posting Blog
BAB
3
LAPORAN
& EVALUASI
3.1 LAPORAN
Proses pengajaran yang
telah dilakukan kelompok berjalan cukup lancar, walaupun banyak kendala yang
dihadapi di awal. Pada perencanaan awal, jumlah anak-anak yang akan dilibatkan
pada proses belajar-mengajar adalah sebanyak 5 orang. Namun pada hari pelaksanaan, ketiga teman-teman adik
Raffles yang direncanakan terlibat, mendadak ketakutan dan mengundurkan diri. Padahal
salah satunya sudah hadir di rumah Raffles dan tiba-tiba pulang. Pada akhirnya,
Raffles dan Agnesia menjemput temannya yang lain lagi untuk mengikuti proses
belajar-mengajar yang akan kami lakukan.
Setelah
terkumpul tiga orang anak, akhirnya kami memulai pengajaran. Sepertinya anak-anak
cukup mengerti dengan yang kelompok ajarkan. Namun dari data observasi, Kevin dari
awal tidak tertarik dengan pengajaran yang akan kelompok lakukan. Agnesia
terlihat sangat tertarik, namun masih terlihat malu-malu. Sementara Cantika
seringkali mengusili anggota kelompok, namun untungnya ia sangat antusias
dengan pengajaran sehingga lebih membantu kelompok melanjutkan pengajaran. Dari
sisi pengajar, Merry cukup informatif. Sementara Raffles memerhatikan lebih
anak didiknya, khususnya keselamatan mereka karena belajar dengan benda
berbahaya. Sedangkan saya, lebih banyak diam dan memerhatikan anak didik agar
bagaimana mereka tetap fokus dan tertarik pada pembelajaran ini.
Berikut
hasil observasi yang telah kami lakukan berdasarkan rekam gambar proses pengajaran
:
Dari sisi peserta didik:
Agnesia
-
Tertawa ; menggigit kuku
-
Membantu
menyusun pisang ke papan pemotongan
-
Menjilat tangannya setelah
memotong pisang
- Menjawab ‘nggak mau’ ketika
diminta pengajar memotong pisang, tetapi setelahnya memotong pisang juga
-
Menjawab ‘nggak mau’ ketika
diminta pengajar memarut keju, tetapi setelahnya memarut juga
-
Mencolek
tetesan susu di dinding kaleng susu lalu menjilatnya
- Memarut
keju dengan satu tangan saja, tangan kanan. Gagang parutan dipegang oleh
pengajar (Merry) karena Agnes tidak bersedia memegangnya
-
Makan dengan tangan kanan
-
Melambaikan tangan dengan
tangan kiri
Cantika
-
Memainkan piring pada saat
pengajar melakukan perkenalan
-
Memakan pisang pertama yang
dikupas
-
Membantu Raffles mengupas
pisang berikutnya, lalu mencuci tangan
-
Tertawa ketika Agnes memotong
pisang
-
Mengangkat tangan ketika
ditanya kesediaan memotong pisang terakhir
-
Memasukkan jari ke hidung (mengupil)
- Menggaruk-garuk kepala,
menopang dagu ketika pengajar melakukan
penutupan proses pembelajaran
-
Melambaikan tangan dengan
tangan kanan
Kevin
- Menutup mulut, mengangkat satu
kaki ke atas kursi, menggaruk leher bagian
belakang saat pengajar melakukan
perkenalan
- Menggigit kuku, bertopang dagu,
mengetuk-ngetuk meja dengan ujung jarinya
- Melipat
tangan daan menempelkan dagunya di meja
- Menolak ketika diminta untuk
memotong pisang
- Memarut keju dengan tangan kiri
memegang keju dan tangan kanan
memegang gagang parutan (terbalik)
- Melakukan steepling hand
- Melambaikan tangan dengan
tangan kiri
Dari
sisi pengajar:
-
Melakukan perkenalan bersama
Raffles
-
Meminta anak memperkenalkan
diri
-
Memegang sandaran kursi yang
ada di depannya
-
Membenarkan jilbab, garuk-garuk
-
Tangan kanan banyak bergerak
saat berbicara
- Membersihkan sampah kulit
pisang, menyisihkan sisa pisang
yang tidak terpakai
- Diam, mengawasi peserta didik.
Menginstruksikan ketika Cantika
salah memotong pisang
-
Memanggil Kevin saat Kevin
berdiri agak jauh dari kelompok
-
Mengaduk potongan pisang yang
sudah ditaburi keju
-
Meminta anak didik melambaikan
tangan
Merry
-
Merekam dengan kamera saat Haifa dan Raffles
melakukan perkenalan
-
Membenarkan kacamata
-
Melakukan pointing
-
Memperbaiki potongan pisang
-
Menyalakan api kompor
-
Memberikan contoh parutan keju
-
Memegangkan parutan untuk
Agnesia
-
Membenarkan cara Kevin memarut
keju
-
Menuangkan
susu kental manis cokelat ke atas potongan pisang
-
Melambaikan tangan ke arah
kamera
Raffles
-
Melakukan perkenalan bersama Haifa
-
Bertumpu pada sandaran kursi
-
Mengupas kulit pisang
-
Mengutip pisang yang jatuh
-
Memerintahkan anak didik
membuang sampah di tempatnya
-
Mengoleskan margarine di wajan,
mengaduk dengan sudip,
memindahkan pisang yang sudah masak ke piring
-
Menasihati adik-adik agar
berhati-hati dengan pisau
-
Tidak melambaikan tangan
3.2 EVALUASI
Berdasarkan teori
prinsip paedagogis yang dikemukakan oleh Addine “Prinsip hubungan sekolah dan kehidupan”, pengajaran yang telah kami
lakukan sudah sesuai. Mengajarkan anak-anak untuk memasak makanan kecil yang
dapat mereka nikmati ketika waktu senggang. Dengan pengajaran ini, kami
berharap anak-anak dapat membuat makanan kesukaannya sendiri, tidak hanya dapat
menikmati hasil jadinya saja.
Berdasarkan teori
criteria guru yang baik, pengajaran kami sepertinya belum cukup memenuhi
criteria yang ada. Masih terdapat banyak kekurangan dari kami sebagai pengajar,
seperti masalah kesabaran dan ketulusan, serta beberapa hal lainnya.
3.3 TESTIMONI
·
Haifa
Chairunnisa (11-050)
Saya
sangat tertarik dengan tugas ini, karena berhubungan langsung dengan anak-anak.
Tetapi pada pelaksanaan saya kesulitan!!! Ternyata mengajar anak-anak itu sulit
sekali, tetapi cukup menyenangkan juga. Baru tiga orang padahal, belum sekelas.
Sulit membangkitkan minat mereka untuk berpartisipasi, sulit untuk bersabar
menghadapi tingkah anak-anak yang sering menjahili kami. Tetapi dari pengajaran
ini, saya banyak belajar untuk menghadapi anak-anak yang berbeda-beda. Saya
juga jadi merasa bersalah terlalu banyak men-judge guru-guru saya dulu sebagai guru yang tidak baik, karena
ternyata untuk menjadi guru itu sulit sekali. Padahal lagi, kami hanya
mengajarkan hal-hal yang menurut saya tidak terlalu sulit dan sangat dekat
dengan kehidupan. Selain itu, saya juga belajar lebih peka terhadap bahasa nonverbal yang ditunjukkan anak-anak, dan mulai membedakan data observasi dengan penilaian.
·
Merry C. Sitorus (11-054)
Pada
awalnya, kelompok kami agak ragu dengan pengajaran yang kami rencanakan, karena
kelompok lainnya berkonsep yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Namun
setelah dievaluasi oleh Bu Dina, bahwa yang utama ialah mengapa memberikan
pengajaran tersebut dan guna pengajaran tersebut bagi anak didik, akhirnya kami
yakin untuk memilih topic ini. Saya pribadi sangat tertarik dengan tugas ini,
karena tugas ini mendukung kita untuk terlibat dengan anak-anak dan memahami
karakter anak. Tugas ini juga merangsang kemampuan observasi saya untuk lebih
tajam lagi dalam mengamati perilaku. Tugas ini juga membantu kami mengoreksi
kekurangan kami dalam peran pengajar, sehingga kedepannya akan mampu
meningkatkan kemampuan kami lebih lagi.
·
Raffles Pardede (11-18)
Menurut saya, pengajaran yang kelompok kami lakukan membuat saya sadar
Menurut saya, pengajaran yang kelompok kami lakukan membuat saya sadar
kalau untuk sebelum membuat suatu metode pengajaran,
pengajar harus
memahami apa yang diinginkan peserta didik. Saya melihat peserta
didik
sangat antusias membuat pisang baker keju karena mereka menyukai
makanan
tersebut. Dengan memanfaatkan hal tersebut, seorang pengajar
bisa memasukkan
ilmu pengetahuan tanpa membuat anak didiknya bosan.
No comments:
Post a Comment