Monday, July 2, 2012

Realize, then Maximize

Cerita tentang prinsip hidup nih (yang bakalan melebar kemana-mana), jadi yang saya yakini adalah cuma saya yang tahu sebatas mana kemampuan saya dan sejauh mana saya bisa menggunakan kemampuan itu. Nggak akan ada yang bisa mengklaim batas kemampuan saya dan memerintahkan saya untuk menggunakan kemampuan itu melebihi batasnya. Intinya sih, saya yang tahu diri saya sendiri, jadi daripada mengomentari orang macam-macam lebih baik saya memulainya dengan diri saya sendiri dulu.
Nah, salah satu kemampuan saya apa ya? Inteligensi. Saya punya inteligensi dan dengan inteligensi yang saya punya, saya bisa melakukan banyak hal yang saya inginkan. Kali ini, saya akan menghubungkan inteligensi dengan kemampuan dan gaya belajar. Terkadang orang nggak menyadari bahwa dengan inteligensi, ia bisa memaksimalkan pembelajarannya dengan menggunakan gaya belajar yang tepat. Tentu saja, kemampuan belajar setiap orang akan berbeda jika dilihat dari inteligensinya. Tapi perbedaan itu, kan, bukan masalah kalau ujung-ujungnya dengan gaya belajar masing-masing akan menghasilkan sesuatu yang setara hasilnya dengan usaha kita.

Salah satu konsep inteligensi yang saya gunakan untuk memaksimalkan kemampuan belajar saya adalah teori multiple intelligence-nya Howard Gardner. Gardner menyatakan bahwa inteligensi tidak hanya terdiri dari satu kemampuan umum yang mendominasi, melainkan ada 8 kemampuan spesifik, yaitu :
-          Logika Matematika ;       kemampuan melakukan tindakan secara logika, berpikir
            abstrak, pengolahan angka, reasoning, berpikir kritis dan kompleks
-          Spasial ;       kemampuan untuk memvisualisasikan yang dilihat mata dengan pikiran
-          Bahasa ;       kemampuan berbahasa, seperti membaca, berbicara dan menulis
-          Kinestetik ;    kemampuan kontrol gerakan
-          Musik ;         kemampuan sangat peka terhadap bunyi, irama, dan musik
-          Interpersonal  ;       kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan, sensitivitas
            terhadap lingkungan, dan kemampuan untuk bekerja sama dalam tim
-          Intrapersonal  ;      kemampuan untuk melihat diri dan kapasitas refleksi diri, terkait
            dengan pemahaman mendalam terhadap diri misalnya kelebihan dan
            kekurangan, keunikan, dll.
-          Naturalistic ;       kemampuan menyatu dengan alam, seperti mampu
            mengklasifikasikan bentukan yang terdapat di alam, ataupun
            pengetahuan umum tentang alam, menyukai tanaman atau hewan, dsb


 Untuk lebih jelasnya, mengapa saya katakan di awal bahwa memanfaatkan inteligensi untuk memaksimalkan pembalajaran adalah salah satu usaha terbaik dalam belajar, saya akan menampilkan hasil tes online saya terkait dengan multiple intelligence-nya Howard Gardner di http://www.bgfl.org/custom/resources_ftp/client_ftp/ks3/ict/multiple_int/questions/choose_lang.cfm manatau teman-teman bisa mencoba juga ;)) By the way, sebenarnya saya agak kurang nyaman sih menampilkan hasil tes saya karena ada beberapa kemampuan spesifik yang sangat rendah. Sebenarnya bukan hal yang memalukan juga karena kemampuan setiap orang berbeda, tapiiii karena saya merasa itu suatu kekurangan jadi saya agak malu. Tapi ya sudahlah saya bisa memaksimalkan kelebihan saya. Lagian, untuk pembelajaran bagi kita semua juga, kan. Let’s check mine, Reds!
Dari hasil tes tersebut menyebutkan bahwa kemampuan yang saya miliki terkait dengan multiple intelligence yang dikemukakan Gardner adalah :
-                Logika Matematika  :  skala 20 dari 25
-                Spasial                :  skala 17 dari 25
-                Bahasa               :  skala 23 dari 25
-                Kinestetik           :  skala 19 dari 25
-                Musik                  :  skala 24 dari 25
-                Interpersonal        :  skala 11 dari 25
-                Intrapersonal        :  skala 25 dari 25
-                Naturalistik          :  skala 20 dari 25

Nah, setelah saya cocok-cocokkan dengan kehidupan saya selama ini, ternyata cukup akurat sih, khususnya kemampuan saya di bidang intrapersonal, interpersonal, dan musik. Sebagai aplikasi dengan gaya belajar saya, berikut penjelasannya.
·               Interpersonal : 11 dari 25
Itu cukup tepat sekali, Reds. Saya ini termasuk tipe orang yang kurang bisa bekerja sama. Kalau ada kerja kelompok atau pekerjaan yang harus dikerjakan dalam tim, itu saya kewalahan. Bukan karena apa-apa, saya akan mengerjakan semua tugas yang diberikan sendiri lalu teman-teman saya akan memberi tambahan pada apa yang sudah saya kerjakan, jadi ujungnya saya kurang memberi kesempatan untuk mereka mengerjakan tugas mereka.
Saya tidak memiliki keluhan jika harus mengerjakan semuanya karena saya kurang percaya kalau tugas itu dikerjakan orang lain. Egois ya? Nah, makanya saya malu. Cuma bagaimana lagi, begitulah saya. Tho, dengan kewalahan di awal untuk mengerjakan seluruh tugasnya, saya jadi mengerti seluruh komponen tugas, bukan hanya bagian saya saja.
Terkait dengan gaya belajar saya, dengan kekurangan ini saya nggak lantas berpusing-pusing ria dengan diam saja terpuruk dalam kekurangan. Karena saya sudah tahu kelemahan saya, maka saya nikmati saja kewalahan saya tersebut tho hasil akhirnya akan memuaskan bagi saya karena saya merasa punya kontribusi terhadap kerja kelompok tsb. Gaya belajar saya dengan memanfaatkan kekurangan ini juga menguntungkan kok, jadi nggak terlalu memalukan J

·               Musik : 24 dari 25
Nah, ini juga sangat tepat, Reds. I love music! Jadi, dengan hasil tes yang sangat meyakinkan ini, kurang alasan apalagi bagi saya untuk memanfaatkan kelebihan musik saya dalam belajar.
Kelebihan saya di musik saya terapkan untuk memaksimalkan pembelajaran sudah saya mulai sejak SMA sih, Reds. Tapi saya menyadari bahwa saya bisa maksimal belajar dengan musik ya baru masa kuliah ini. Jadi beberapa bulan yang lalu, saya melakukan penelitian kecil-kecilan untuk membuktikan keampuhan musik dalam proses belajar saya. Dua hari pertama, saya menyalin catatan tanpa diperdengarkan suara musik dan hasilnya saya bisa menyelesaikan 3 lembar catatan dalam waktu 2 jam. Dua hari berikutnya, saya menyalin catatan diiringi musik dan hasilnya saya bisa menyelesaikan 5 lembar catatan dalam waktu 2 jam.

Dari situ saja, kita sudah bisa melihat bahwa memanfaatkan kemampuan (read : inteligensi) yang kita miliki ternyata mudah asal kita menyadarinya. Jadi, mulai dari sekarang, sudah bisa dong menyadari kemampuan diri masing-masing dan memanfaatkannya untuk memaksimalkan pembelajaran ataupun kegiatan lainnya.
Thanks for reading, Reds. Wish this entry gives you something useful! :*

DAFTAR PUSTAKA

Santrock, John W. 2010. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta : Kencana Prenada Media Group