Kalau ditanya tentang pengalaman kelas Psikologi Pendidikan 11 Mei
2012, jawabannya adalah ‘wow’. How
couldn’t I say wow, ibu Dina, dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan
sekaligus Pembantu Dekan III Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara,
memberikan feedback yang membuat
saya, Ratri, dan Ami sumringah tak terkira membacanya. FANTASTIS!
Begini nih awal ceritanya. Pada hari itu, kami diminta untuk mendiskusikan
topic Blended Learning. Kami bertatap
muka dengan dosen (face to face),
tetapi kami juga mendiskusikannya bersama kelompok secara online. Malam sebelumnya kami diminta untuk berlatih, tetapi disaat
waktu yang telah kelompok sepakati, ternyata Ami dan Ratri ketiduran. Saya
masih berusaha mencoba conference dengan
teman lain, namun jaringan yang tidak mendukung mengurungkan niat saya untuk
melanjutkan latihan. Sebenarnya saya sudah cukup mengerti dengan mengirim
verbatim seperti yang diperintahkan dari penjelasan senior, tapi saya belum
pernah mempraktikkannya langsung.
Ternyata, pada saat kelas berlangsung, Alhamdulillah, notebook
kelompok kami tidak bermasalah dengan jaringan. Bermasalah sih, notebook saya
pula, tapi untungnya tidak menghambat diskusi kami.
Awalnya saya iseng memulai diskusi dengan bahasa Inggris, ternyata
Ami dan Ratri setuju dengan konsep itu, ya sudah, why not? Terkadang, kami juga melakukan percakapan menggunakan
bahasa inggris sih, tapi karena disorotin dengan pandangan,”Ih, sok Inggris
lu!”, ya nggak kami lanjutkan. Makanya, ketika diskusi ini berlangsung dengan
bahasa inggris, saya khususnya sangat excited
karena saya memang sangat ingin memoles lebih lanjut bahasa inggris saya. Bukan
kami nggak mengalami kendala, grammar,
pemilihan vocabulary, pun masih
salah, tapi percaya diri aja, hihi.
Yang di awal mengira bahwa sistem blended-learning ini susah, ribet, ternyata nggak loooh J. Mudah ternyata, dan nggak ada pending kayak bbm, eh tergantung
jaringan WiFi juga. Tapi intinya, nggak seribet yang saya bayangkan. Justru
mungkin lebih efektif ya, karena apa yang kita diskusikan sudah terekam di history chat. jadi apapun yang sedang
ada di pikiran kita, baiknya langsung didiskusikan, kalaupun lupa di ujungnya, kan ada rekamannya…
Terkait dengan pendapat saya mengenai sistem blende-learning, ini sih hanya pendapat saya ya. Sistem ini
tentunya ada positif dan negatifnya, dan hal ini telah disepakati dan disetujui
oleh Ratri dan Ami.
Negatif dulu deh. Rasanya, kalau masih bisa ketemu, kenapa harus online sih? Kalau model orangnya seperti
saya yang susah focus kalau sedang online, bagaimana? Kan rasanya jadi sia-sia. Nah, disaat kita
sudah terlalu focus, kita jadi hanya mengandalkan media online saja, tidak lagi
membaca buku, dll.
Tapi tentu ada dong positifnya. Sistem ini sangat berguna kalau
dosen berhalangan hadir, waktu mahasiswa tidak terbuang dan tetap dapat ilmu
yang memang seharusnya didapat. Selain itu, anak berkebutuhan khusus yang
mungkin malu dengan keadaan mereka sehingga mereka enggan untuk menghadiri
kelas normal, akan sangat terbantu dengan sistem ini. Mereka dapat mengeluarkan
ide-ide mereka selama proses belajar tanpa harus merasa malu.
Sayangnya saja ya, sistem ini belum terlalu terkenal……
No comments:
Post a Comment