Sunday, March 10, 2013

What I Want for Indonesia is.....


Hai, Reds! Sebenarnya ini postingan telat banget sih. Seharusnya ini diposting 48 jam setelah kelas tanggal 4 Maret 2013 lalu. Tapi karena pada kelas minggu lalu nggak ada topik spesifik yang dibahas, saya jadi ikutan lupa dengan tugas posting ini.
Nggak ada topic spesifik bukan berarti nggak ada pelajaran yang bisa diambil. Ada banget. Minggu lalu itu, kelas dipimpin oleh Bu Lita. Karena banyak teman-teman yang baru pkrs, bahasan juga nggak serius amat. Awalnya, Bu Lita nanyain pendapat kita tentang ‘Apa itu Pedagogi?’. Setelah itu, Bu Lita meminta kami menuliskan apa yang kami inginkan dan akan lakukan untuk pendidikan di Indonesia. Apa sih yang saya tulis? Apa yang sebenarnya saya inginkan untuk pendidikan Indonesia? Perubahan, tentunya, tapi perubahan yang gimana? Yuk, baca.... J

Saya menginginkan perubahan untuk pendidikan di Indonesia. Tetapi saking banyaknya yang diinginkan, nggak satu ide pun keluar. Sempat blank beberapa menit, akhirnya terpikir juga satu ide yang cukup sistematis dan seharusnya cukup bisa direalisasikan. Keinginan saya adalah:

Setiap calon sarjana wajib memiliki pengalaman mengajar minimal 3 bulan di daerah terpencil atau kurang mampu sebagai syarat kelulusan siding skripsinya

Selama ini, kan, pengalaman yang seperti itu mungkin hanya dapat dirasakan oleh orang-orang berjiwa sosial yang dengan sukarela membantu pendidikan anak-anak kurang mampu. Dan sayangnya, nggak cukup banyak orang memiliki jiwa sosial yang tinggi dan rela melakukan sesuatu tanpa dibayar. Nah, dengan program seperti ini, banyak sekali loh keuntungannya.
1.      Setiap calon sarjana.... ; Bayangkan saja berapa mahasiswa yang akan lulus sebagai sarjana pada tiap tahunnya! Dengan begitu akan semakin banyak pula pasukan yang berangkat mencerdaskan Indonesia. Dan kelanjutannya adalah ketika semakin banyak banyak pasukannya, semakin banyak pula anak-anak kurang mampu yang bisa dibantu. Ketika semakin banyak anak-anak yang bisa dibantu, tentu semakin banyak anak cerdas di Indonesia yang insya Allah bisa memajukan negara Indonesia yang... ya beginilah.
2.     Memiliki pengalaman mengajar...... ; Banyak banget yang masih menyepelekan kata mengajar, seolah-olah itu hanya tugas seorang guru. Saya ingin semua orang memahami kata mengajar sebagai sesuatu yang lebih luas. Misalnya, nggak hanya mengajar orang lain tapi juga sebagai bahan ajar untuk diri sendiri. Bagi saya sendiri, ketika mengajar orang lain dan orang itu paham tentang apa yang saya ajarkan, kepuasannya itu beda. Dan bahkan kalau orang itu belum mengerti, secara tidak langsung, saya dapat feedback tentang cara saya mengajar. Selain itu, menghadapi orang dalam konteks proses belajar itu nggak mudah loh. Saya, yang hanya mengajar adik sepupu saya mengerjakan tugasnya saja, harus benar-benar bisa mengontrol emosi, tidak egois, dan belajar melihat sesuatu dari sudut pandang adik saya. Intinya, saya ingin teman-teman yang lain juga merasakan dan belajar hal yang sama, ya salah satunya dengan keinginan saya itu.
3.      Di daerah terpencil atau kurang mampu....; kalau ini, jelas, tujuan saya adalah sosial. Membantu orang yang kurang mampu. Tuhan nggak menciptakan orang mampu kalau bukan untuk membantu orang tidak mampu. Begitupun sebaliknya, orang tidak mampu diciptakan Tuhan untuk mengingatkan orang mampu yang berpikir bahwa kemampuannya adalah miliknya sendiri.

Banyak ya keuntungannya. Sayangnya saya nggak punya kesempatan untuk menjelaskan keinginan saya selengkap ini saat kelas minggu lalu. Jadi jawaban bu Lita cuma “Ya kalau kamu jadi menteri pendidikan lah nanti ya,”. Mungkin saya terlalu sensitive juga jadi komentar bu Lita seperti meremehkan. Tapi saya yakin kok, komentar itu maksudnya supaya saya lebih semangat, nggak pun jadi menteri, saya bisa memulainya dari diri saya sendiri. Seandainya yang punya wewenang di atas sana sedang blog walking, saya sangat berharap beliau mampir di blog saya J

No comments:

Post a Comment