Sebenarnya, apa sih
definisi dari paedagogi? Berikut adalah hasil Googling saya yang kemudian saya uraikan sesuai dengan teori yang
terdapat di buku Pedagogi, Andragogi, dan
Heutagogi oleh Prof. Dr. Sudarwan Danim.
Secara etimologi,
paedagogi berasal dari kata dalam bahasa Yunani, yaitu “paedos” yang berarti anak laki-laki dan “agogos” yang berarti mengantar; membimbing. Sehingga secara
harfiah, paedagogi berarti pembantu anak laki-laki pada jaman Yunani kuno yang
bertugas mengantarkan anak majikannya ke sekolah. Lalu oleh Prof. Dr. J.
Hoogveld, seorang ahli berkebangsaan Belanda, dirumuskan sebuah definisi:
“Paedagogi adalah ilmu yang mempelajari cara membimbing anak ke arah tujuan tertentu agar kelak ia mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya.”
Dari pengertian di
atas, pembahasan paedagogi terbatas pada
anak. Jadi, proses pendidikan dalam paedagogi berlangsung sejak anak lahir
sampai anak menginjak masa dewasa, yang dijelaskan sebagai masa dimana anak
sudah dapat hidup mandiri.( Sumber Web )
Paedagogi
adalah ilmu
Definisi oleh Hoogveld
di atas menyebutkan bahwa paedagogi adalah suatu ilmu membimbing anak. Tentu
saja dalam menjalankan tugas sebagai pendidik; pengajar; pembimbing, seseorang
harus memiliki seperangkat ilmu tentang bagaimana cara mendidik yang
seharusnya. Karena tanpa berbasis ilmu, proses pembelajaran yang terjadi hanya
bersifat kebetulan. Dengan adanya ilmu, memungkinkan seorang pendidik untuk
secara sistematis memilih bahan, mengatur bentuk interaksi yang sesuai antara
pendidik dan peserta didik, dan lainnya.
Paedagogi
adalah seni
Paedagogi sebagai
salah satu ilmu mengajar, menurut saya, memerlukan seni dalam prosesnya. Kegiatan
pengajar sebagai seni berpendapat bahwa mengajar sebenarnya melibatkan intuisi,
improvisasi, dan ekspresi. Saya sangat setuju sekali dengan pendapat tersebut.
Bayangkan saja, mengajar anak-anak dengan hanya berpatokan pada aktivitas
ilmiah yang formal. Tanpa adanya improvisasi gaya mengajar dan kreativitas
pendidik, mungkin akan terjadi kesulitan-kesulitan penyerapan dan pemahaman
informasi oleh anak-anak. Apalagi sesuai dengan definisi di atas, proses
mengajar dilakukan sejak anak lahir hingga dewasa, dalam artian sudah cukup
mandiri untuk menyelesaikan tugas hidupnya. Mengajar dengan model yang
begitu-begitu saja pada orang dewasa seringkali menimbulkan kebosanan yang
berdampak pada proses pemahaman informasi, apalagi pada anak-anak dan dalam
jangka waktu yang panjang seperti yang didefiniskan. Harus lebih ekstra kreatif
dan lebih berimprovisasi lagi.
TUGAS 2
Semua guru harus
menjadi guru yang baik. Kriteria baik dan buruk diketahui dari tampilannya di
kelas dan di luar kelas. Prof. Dr. Sudarwan Danim mengutip dari situs
http://www.ripplesofimprovement.com
dimana diungkapkan Top 10 kualitas guru terbaik, yaitu:
-
Confidence
-
Patience
-
True
compassion for their students
-
Understanding
-
The
ability to look at life in a different way and to explain a topic in a
different way
different way
-
Dedication
to excellence
-
Unwavering
support
-
Willingness
to help student achieve
-
Pride
in student’s accomplishments
-
Passion
for life
Nah, berdasarkan top 10 kriteria guru
terbaik yang telah disebutkan di atas, berikut ini, saya akan mencoba melakukan
analisa dengan membandingkan kriteria guru yang baik dan cerdas yang disebutkan
dalam buku Pedagogi, Andragogi, dan
Heutagogi dengan sosok guru yang pernah mengajar saya di SMA, sebut saja
Bunda. Beliau adalah guru favorit saya. Hal ini untuk menilai seberapa tepat
saya mengkategorikan bunda sebagai guru favorit sekaligus guru terbaik. Let’s check it out, Reds!
KRITERIA
|
GURU
A
|
Confidence
(Percaya diri)
|
√
Bunda memiliki kepercayaan diri yang baik,
sekalipun terkadang ia merasa mengalami kemunduran di saat melihat hasil
belajar kami yang menurun. Penurunan tsb dinilainya tidak hanya sebagai
kesalahan kami, tetapi juga kekurangannya. Sehingga perbaikan yang harus
dilakukan membuatnya jauh lebih percaya diri.
|
Patience
(Kesabaran)
|
√
Bunda adalah guru yang
sangat sabar. Terbukti dengan hasil akhir kelas kami yang terbaik. Padahal
kelas kami termasuk kelas yang paling membuat guru-guru lain menyerah. Tapi
Bunda dengan sabarnya menjelaskan dan menasihati kami kembali hingga kami
menjadi lebih baik, walaupun terkadang menyerah juga.
|
True
compassion for their students
(Cinta yang tulus untuk
siswanya)
|
√
Tentu saja, Bunda sangat
tulus kepada kami. Disaat guru lain menjelek-jelekkan kelas kami karena
kenakalan yang super, Bunda tetap berada di pihak kami dan membela kami. Kata
Bunda, beliau membela kami bukan karena kami anak asuhnya, tetapi karena
dibalik kenakalan kami tersimpan kemampuan yang besar.
|
Understanding
(Memahami)
|
√
Bunda sangat memahami kami. Bunda memiliki
cara sendiri untuk menyesuaikan diri, mengajar, bahkan menghukum kami. Bunda
memposisikan kami tidak hanya sebagai siswa, tetapi manusiayang sudah dewasa.
|
The
ability to look at life in
a
different way and
to explain a topic in
a
different way
(Kemampuan melihat siswa
dengan cara yang berbeda)
|
√
Bunda sering
mengelompokkan kami sesuai dengan cara belajar kami. Dengan ini kami lebih
mudah mengerti, walaupun kelas menjadi lebih ribut karena bentuk kelompok
yang ada.
|
Dedication
to excellence
(Dedikasi untuk keunggulan)
|
√
Seperti penjelasan sebelumnya, Bunda sangat
mengutamakan pemahaman kami, tidak sekedar nilai yang tinggi saja. Walaupun
konsekuensinya ada.
|
Unwavering
support
(Dukungan tiada henti)
|
√
Saya sendiri pernah mengalami langsung disaat
Bunda benar-benar memberikan dukungan disaat saya sedang ‘down’. Bunda tidak lagi menjadi guru bagi saya, tetapi juga
seperti ibu saya sendiri.
|
Willingness
to
help
student achieve
(Kesediaan membantu siswa
mencapai prestasi)
|
√
Pada saat saya akan mengikuti olimpiade
tingkat nasional, Bunda rela meluangkan waktunya hingga malam untuk membantu
saya belajar
|
Pride
in student’s accomplishments
(Bangga atas prestasi siswa)
|
√
Kalau salah satu dari kami berprestasi, Bunda
selalu bilang “Siapadulu Ibunya!” mungkin bagi yang tidak merasakan diajar
Bunda akan terkesan sombong. Tapi
kalimat itu memang pantas diucapkan Bunda atas pertolongannya selama ini.
|
Passion
for Life
(Gairah Hidup)
|
√
Bunda selalu bersemangat tentang keluarganya.
Ia juga sangat bersemangat untuk mendapat pendidikan lebih lanjut. Banyak hal
yang menjadi semangat hidupnya menjadi inspirasi bagi saya.
|
Waah, panjang sekali ya.. Saya jadi nostalgia dengan kenangan SMA. Tapi memang sih, Bunda memang patut untuk dikenang sepanjang ini, bahkan lebih. Sejauh ini, bagaimana, Reds? Bunda sudah memenuhi kriteria guru baik, kan? :)